Mengapa kamu tidak mau percaya bahwa manusia benar-benar memilki limitnya.
Benar sekali bahwa seberapapun sulitnya suatu impian ia patut diperjuangkan, dibela habis-habisan. Jika perlu hingga titik darah penghabisan. Namun apakah kamu percaya bahwa kita manusia memiliki limit yang dengannya kita tak bisa melakukan apa-apalagi selain berdiam, menyadari ketidakmampuan.
Egois itu memang perlu, tapi
untuk beberapa hal saja. Bisa jadi kamu tidak perduli dengan kesehatanmu, tidak perduli
dengan tubuhmu yang melemah, namun ternyata kamu sedang berbuat dzalim pada
dirimu sendiri, karena tubuhmu bukanlah milikmu, tapi tubuhmu milik Penciptamu.
Tak maukah kau perduli pada mereka
yang menyayangimu, yang mendoakan disetiap sujudnya, tak sedetikpun
ia pernah lupa, bahwa ia memilikimu, ibu bapak mu. Mereka cemas saat sebentar
saja kau tak memberi kabar, mereka bahkan mungkin menyesal memberikanmu
kesempatan untuk pergi jauh, tak bisa selalu dipandang, tak bisa selalu
disayang.
Dia khawatir melebihi kamu
terhadap dirimu sendiri. Sembilan bulan dalam rahimnya saja ia khawatir,
apalagi jika jauh darinya. Ibumu, tak pernahkah kau berpikir ia sangat
mencemaskanmu, dalam jauhmu. Jika apa yang kau lakukan sekarang demi dia,
bisakah demi dia juga kamu menjaga dirimu? Bisakah demi dia juga kamu baik-baik
saja.
Jangan jadikan tumpuan harapan
membuatmu melupakan dirimu sendiri.
Bukankah akan sangat menyakitkan
kehilanganmu, bagi orang-orang yang menyayangimu.
Be take care of your self, for every person in distance...
0 komentar:
Post a Comment