Moment muhasabah ini
selalu datang pada tiap tahun, ketika banyak teman memberikan doa di hari ulang
tahun.
Lalu aku berkaca diri dan bersykur atas
segala doa yang dipanjatkan, suka sekali dengan setiap doa di hari ulang tahun.
Namun untuk sampai di usia ini tidak hanya ada suka.
Perih, iya terkadang
demikian. Tapi tidak setiap episodenya menyedihkan, ada suka, bahagia dan tawa
yang pecah dalam banyak moment.
Lebih banyak yang mana?
Tergantung rasa syukur kita. Karena Allah itu Maha Adil, tidak mungkin kita
hanya diberikan susah, pun tidak mungkin kita hanya diberi suka.
Untuk lebih mengenal
kehidupan kita harus menerima suka dan duka-nya. Salahsatu suka dari hari ulang
tahun adalah teman-teman yang mendoakan, karena pada moment ini aku merasa
diingat, karena diingat itu tidak mudah, aku bersyukur masih ada teman-teman
yang mengingat dan mendoakan.
Kemudian fase duka-nya adalah, ketika entah mengapa terkadang ada
perasaan yang tak pernah kita inginkan untuk mucul, yaitu berharap. Berharap
akan hal-hal yang tidak terduga, kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan.
Pernah suatu ketika aku mendiskusikannya pada seorang teman, tentang bahwa pada
beberapa fase usia, Ulang Tahun bukanlah hari yang istimewa, namun
menyebalkannya terkadang ada saja perasaan "ngarep" yang menyertai,
dan itu adalah hal yang tidak kita suka untuk hadir.
Waktu kecil aku ingin
cepat dewasa, cepat bisa mandiri dan menjadi orang yang sukses. Definisi sukses
waktu kecilku adalah seseorang yang materinya berlimpah dan bisa selalu
memberikan segalanya pada orangtua, atau kata lainnya memberikan lebih banyak
apa yang telah aku terima dari kedua orangtua.
Definisi sukses yang
tersimpan dalam benak kala itu entah pada usiaku yang keseberapa akan
terlaksana, entah di ulangtahun yang keberapa, sukses itu menjelma materi yang
melimpah entah kapan jika definisinya demikian.
Barangkali saat ini
kita sibuk, sibuk mengejar definisi sukses, membuat perencanaan atau mapping
apa yang ingin dicapai dari tahun ke tahun, kita sibuk menggapai mimpi kita,
atau bahkan masih mempertanyakannya, lalu kita lupa, ketika kita tumbuh menjadi
lebih tua, orangtua kita pun demikian.
"You're getting old, and your parents getting older"
Dari kecil ingin
menjadi dewasa, ingin cepat besar, barangkali saat kecil kita tidak begitu
dijelaskan, bahwa menjadi dewasa banyak sekali hal yang harus dilalui, bahwa
menjadi dewasa sangat tidak mudah.
Perlu banyak sekali
moment yang terlewati, banyak konflik, dinamika, dan cinta yang entah
barangkali hanya menyapa lalu kemudian berlalu. (bagian ini gak
penting sih)
Banyak ujian yang mesti
dijalani, banyak pertemuan, perpisahan, kehidupan, kematian yang harus kita
saksikan untuk menjadi lebih dewasa.
Mungkin ini moment
melankolis dari hari ulang tahun.
Ketika menyadari they
are getting older...
Tidak hanya itu, moment
ulangtahun juga menyadarkan seberapa bermakna kita untuk mereka, untuk
orang-orang yang kita anggap orang terdekat kita.
Dan jumlahnya bisa
dihitung jari...
"ages count by friends, not by years..." maybe...
lalu setelah sedemikian
melankolisnya, masihkah ceria
di hari ulang tahun?
Dan kemudian, ada
hadiah yang tak ternilai, yaitu ketika seseorang memberikan doa. Karena doa
adalah hal yang personal, yang dipikirkan tak hanya sekelabat.
Aku sering
membayangkan, jika seseorang memberikan suatu hal yang personal, apa yang ada
dibenaknya tentang kita. Moment apa yang mereka simpan atau kenangkan tentang
kita.
Karena setiap karya,
setiap ucap dan doa bagiku perlu mendapat apresiasi, teruntuk teman-teman
istimewaku yang telah Allah pertemukan kita, aku ucapkan terimakasih, semoga
Allah balas kebaikan kalian dengan lipat lipat kebaikan pula, jazzakumullahu khairan katsiran.
Ini beberapa postingan
dari teman-teman, mungkin pagi buta mereka sudah menyiapkan tulisan ini, atau
sudah ditulis, direncanakan untuk dibuat dari jauh-jauh hari sebelum tanggal
ini terjadi, mungkin demikian...
Lafhyouu fillah~
0 komentar:
Post a Comment