Iya bagi sebagian orang memang tidak mudah, untuk mendapatkan apresiasi atas sebuah karya. Tidak mudah mendapatkan hati pada setiap karya, apalagi kalau dikejar dengan cara berjalan, apalagi kalau hanya merangkak, apalagi kalau sama sekali tidak bergerak.
Suatu hari, sebuah karya akan menemukan penikmatnya, sebuah karya akan mendapatkan ruang, tidak hanya dalam sebuah layar digital, tapi di hati setiap orang. Suatu hari itu adalah perpaduan antara proses, ketekunan dan doa.
Suatu hari itu akan datang jika diperjuangkan, hasilnya akan sebanding dengan ketiga hal itu. Jika suatu hari itu datangnya cepat maka syukuri, jika lambat maka tetap syukuri, karena pada seseorang hari itu tidak pernah dirasakannya datang.
Bukan karena tidak diperjuangkan, tapi karena ia terlalu sibuk memperdulikan penilaian dari orang lain.
Kadang fokus kita bukan pada diri kita sendiri, tapi pada penilaian yang orang lain berikan, kata teman yang ini kamu hebat begini, kata teman yang itu kamu cocoknya begini, kata teman-yang-lainnya lagi begitu, sibuk. Iya kita malah sibuk dengan penilaian dari orang lain. Fokus pada pada pendapat, tanpa tindakan cepat. Tanpa sadar, yang harusnya paling kenal potensi diri adalah diri sendiri.
Memang terkadang kita butuh pendapat, tapi bukan berarti kita harus mengikuti setiap arahan. Kita harus menyeleksinya juga, dan memutuskan mana yang benar-benar kita banget, atau memutuskan hal itulah yang akan ditekuni. Tidak mudah sih, tapi setidaknya kita melakukan riset, atau langkah awal mengenali diri.
Kata Austin Kleon, kuncinya adalah lakukanlah hal yang kamu sukai, dan bonusnya adalah ketika hal yang kamu sukai itu juga disukai orang lain. Mungkin begitulah proses seseorang menemukan dirinya, dari apresiasi orang lain. Jadi intinya, apresiasi dari orang lain adalah bonus.
Jika sudah dari dulu kita melakukan hal yang kita sukai, tapi masih saja belum ada hasil dari sebuah karya, masih saja belum mendapatkan apresiasi, teruslah lanjutkan karya itu, teruslah lakukan hal yang kita sukai setiap hari, karena kita tidak pernah tau seberapa dekat lagi jarak kita dengan tujuan, dengan keberhasilan sebuah karya yang dimaksud.
0 komentar:
Post a Comment