Monday 3 August 2015

Tips Menjadi Job Seeker ‘ala Fresh Graduate


Pengantar pemikiran:


Sebuah tulisan bisa terbentuk karena keresahan penulisnya, namun tak sedikit pula penulis yang mengelabui pembacanya, bagaimana bisa suasana hati dapat dibaca hanya dari tulisan seseorang, jika membaca hati atau pikiran semudah itu mungkin stalking seseorang akan sangat mudah, kali ini saya hanya sekedar menulis, atau bisa jadi tidak hanya sekedar.
Fresh graduate adalah mahasiswa yang baru saja lulus dari bangku perkuliahannya, biasanya belum berpengalaman di dunia kerja atau bisa disebut belum berpengalaman bekerja dan dalam masa pencarian untuk pekerjaan pertamanya.
Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh orang lain atau bahkan lebih seringnya pertanyaan dari dalam diri sendiri, mau apa setelah kuliah selesai? Khusu untuk yang kuliahnya di jenjang DIII, pilihannya adalah Kuliah Lagi atau Kerja, ada opsi lainnya juga, silahkan jawab sendiri.
Hidup gitu sih ya polanya, masuk sekolah, ujian, lulus, seneng, sekolah lagi, ujian lagi, lulus bahagia, sekolah lagi, ujian lagi, lulus, bahagia, lanjut kuliah, ujian lagi, lulus, bahagia, kuliah lagi, ujian lagi, lulus lagi, bahagia, yaa gitu aja siklusnya sampai akhirnya tidak ada kemampuan untuk belajar di bangku pendidikan formal. Life is never ending learning.
Dulu saat saya kuliah, ada folder khusus di local disk, namanya “Dokumen Kuliah rinaasmara” isinya sub folder “semester I” “Semester II” sampai Semester VI yang isinya “KTI Fix Print”.
Kemudian ada satu folder baru di local disk yang sama, dengan nama yang agak ambigu “Lamaran rinaasmara” bukan, isinya bukan foto-foto prosesi lamaran yang menuju ke arah pernikahan, isinya file-file yang mengarah ke cv melamar pekerjaan, database profil, pas foto dan hal lainnya yang mendukung.
Ya, perubahan bisa merambah berbagai hal, deadline tugas kuliah berubah jadi deadline lamaran pekerjaan, folder semester ke-berapa-pun mulai hampir tak pernah dibuka, segalanya kini semakin realistis.
Lanjut ke pembicaraan perihal pilihan seseorang yang setelah kuliah melanjutkan untuk bekerja. Proses pencarian kerja bagi sebagian orang tidak begitu mudah, alasannya karena banyak juga jobseeker di tahun yang sama saat lulus, dari berbagai institusi yang beda, hukum ekonomi “jika permintaan meningkat maka daya saing-pun akan semakin ketat” kamu bisa saja lulus dengan predikat Cum Laude dan itu keren, namun jika yang lulus dengan predikat Cum Laude itu juga banyak, maka standar akan berubah, tidak hanya Cum Laude lagi yang dibutuhkan, kamu harus punya nilai plus, persaingan seketat itu.
Inilah langkah yang bisa kamu ambil jika kamu akan mencoba apply lamaran (Application) kamu di perusahaan/ suatu instansi:

  1. Cari informasi tentang instansi yang bisa kamu masukan lamaran secara langsung (Hardcopy). Sebagian teman memilih untuk gambling, mereka membuat lamaran dan cv sebanyak-banyaknya dan memasukan ke hampir semua instansi yang mereka tahu, entah instansi tersebut memerlukan pekerja alias sedang ada lowongan atau tidak. Keuntungannya dari melakukan langkah ini, dari banyaknya instansi yang kamu pilih, mungkin akan ada satu/dua yang akan menghubungimu untuk proses selanjutnya (interview), kerugiannya kamu menghabiskan banyak uang transport kalau mengantar lamaran langsung ke tempat yang bersangkutan, kamu mengeluarkan uang lebih banyak untuk biaya pengantaran barang jika dikirim lewat pos atau jasa pengirim barang lainnya, dan hal lainnya, kamu ikut menyebabkan isu global warming dari kesemua proses lamaran itu ( polusi udara nganter sana-sini lamarannya dan nge-print kertas banyak-banyak untuk dikirim), entah setelah dikirim itu dibaca oleh pihak bersangkutan atau hanya dibiarkan dalam database mereka.
  2. Cara kedua dalah melamar via online job ke perusahaan yang cakupannya lebih besar. Hipotesa sementara saya pada perusahaan yang sudah mulai menerima lamaran pekerjaan online based, perusahaan itu sudah cukup besar dan percaya diri, lalu perusahaan itu mendukung isu go green, ya dengan mengurangi penggunaan kertas. Saya pribadi lebih suka dengan mengirim lamaran via online (email) seperti ini, seberapa jauh pun lokasi instansi yang kita tuju, dengan satu klik surat lamaran itu akan sampai juga di alamat email yang dimaksudkan. Nah beberapa situs online/ online job yang menyediakan layanan informasi loker diantaranya adalah jobstreet , karir , jobsdb dan ini. Saya hanya tahu ke-4 situs tersebut dan pernah mencoba 2 diantaranya. Sedikit berbagi info tentang salahsatu online job yang saya maksud, dari web ini dan menemukan satu komentar yang lumayan menambah bahan referensi keabsahan online job tersebut, (komentar tanggapan dari owner web tidak ditampilkan)

    Hal yang menarik untuk dibahas dari situs online penyedia loker itu adalah, sistem yang mereka buat seolah memudahkan, situs tersebut diibaratkan perantara antara jobseeker dan penyedia kerja. Mereka yang mencari pekerja membuat iklan, kemudian jobseeker melihat iklan, melalui jobstreet seorang jobseeker bisa apply langsung, hanya dengan membuat sedikit summary kenapa sang jobseeker cocok di posisi tersebut, lalu akan ada email konfirmasi dari jobstreet bahwa lamaran sedang di proses (katanya), nah yag muncul pada inbox penyedia loker adalah bahwa jobstreet menginformasikan ada seorang pelamar dari iklan yang telah dibuat oleh penyedia loker. Jadi penyedia loker tinggal menunggu, dan jobseeker juga tinggal menunggu. Beberapa perusahaan sudah secara jelas menerangkan dari iklan yang dibuatnya tersebut, bahwa lamaran dan cv serta persyaratan lainnya bisa dikirimkan ke alamat blablabla, hal tersebut menginstruksikan pada js (jobseeker), bahwa lamaran yang dibuat js tidak akan dihiraukan jika hanya mengkilik tombol “apply” di layar dan dengan hanya menuliskan beberapa kalimat untuk meyakinkan. Intinya, walaupun beberapa instansi atau perusahaan membuat iklan secara online , mereka tetap tidak menerima lamaran lewat email atau tidak akan memproses lamaran via email tersebut. Kecuali kalau tidak disediakan keterangan lamaran dikirim ke blblabla, maka bisa dilakukan proses “apply” dari situs jobstreet. Namun apakah lamaran itu benar-benar diproses atau tidak ke tahap selanjutnya, bagaimanaa caranya kita tahu? Tidak ada jaminanya. Ini juga sama saja, gambling. Jadi saran saya ya lebih baik segala informasi yang kita dapat itu lebih tertelusur, bukankah memang se-mudah-apapun prosesnya, pasti akan ada hal yang menjadi point “usaha” nya juga. Terkadang yang konvensional memang lebih dipilih bukan karena hal tersebut menjadi budaya atau suatu hal yang “norak, gak aware sama kemajuan teknologi” tapi lebih karena mungkin caranya yang tidak praktis bisa membuat seseorang melihat keyakinan atau kesungguhan si pelamar. Mungkin begitu.
  3. Point ke-tiga setelah semua proses yang kamu lakukan, entah melamar secara langsung atau melalui email, selanjutnya kamu perlu menunggu. Sabar mengunggu panggilan, dari apa saja yang telah dilakukan dan jangan lupa berdoa, karena usaha tanpa doa akan sama saja sia-sia. Dari web ini ada tulisan tentang 10 kesalahan fatal dalam mengirimkan dokumen lamaran kerja melalui JobsDB, selain karena surat lamaran dan cv yang dibuat, salahsatu yang paling mendasar adalah, ke-linier-an posisi yang ingin js tempati dengan background pendidikan js. Kebanyakan orang mungkin berpikir “coba aja dulu apply, kan rezeki siapa yang tahu”, ya terkadang kita begitu percaya diri untuk melamar pekerjaan, misalkan dalam kasus seperti ini, di persyaratan pelamar disebutkan membutuhkan pekerja yang sudah berpengalaman di bidang yang bersangkutan minimal 2 tahun, lalu seorang freshgraduate melamar tanpa adanya pengalaman, jelas hal ini akan membuat pelamar tidak akan dilirik, jika ada pelamar lain yang melamar dan sudah berpengalaman. Namun jika kita menjadi pelamar tunggal, maka ceritanya beda lagi, karena bukankah seleksi dilakukan jika pelamarnya lebih dari kebutuhan yang diperlukan? Ya begitulah. Terkadang “coba aja apply” adalah kata-kata mujarab tanpa resiko, padahal menurut tulisan yang sudah saya sebut diatas, ditulis dari point of view penyedia pekerjaan, seorang yang melamar ke banyak tempat, dengan dasar “coba aja” tanpa ada kongruensi dengan permintaan penyedia pekerjaan dan kemudian lamarannya ditolak oleh banyak tempat juga, tingkat stress pelamar akan semakin tinggi. 
Terkadang memang kita tak pernah tahu rezeki kita dimana, entah di tempat yang berkesesuaian dengan bidang ilmu yang ditekuni, ataukah berbeda dari bidang ilmu kita, yang jelas rezeki itu dijemput, entah harus sesegera mungkin ataukah bisa dengan proses yang perlahan, entah harus menjemput dengan jarak yang lumayan jauh ataukah di dekat kita
Wallau A'lam..
Sekian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.
(Tulisan diatas ditulis oleh saya yang seorang freshgraduate dan belum bekerja, ditulis secara subjektif)

0 komentar:

Post a Comment