Saturday 14 February 2015

Mengagumi Tak Pernah Se-menyiksa Ini

foto: dokumentasi pribadi
Apapun tentang radityadika selalu menarik untuk disimak. Saya adalah pembacanya yang militan, mengikuti perkembangan tulisannya, dalam media apapun. Rasa tertarik saya pada radityadika mungkin agak berbeda dengan orang lain. Sebenarnya agak malu untuk mengklaim diri ini sebagai pengagum, karena harus sampai tahap seperti apa seseorang bisa dikatakan pengagum? Jika sampai tahap tak ingin radityadika menikah dengan wanita lain, rasanya saya tak se ekstrim itu.

Namun, cukup bisa dikatakan mengagumi yang tidak biasa saja. Karena selalu merasa excited ketika melihat radit di channel youtube, stalk acc twitternya ketika dilanda bosan, dan selalu merasa terhipnotis oleh tulisannya yang agak romantis atau berbau pakai hati. Melihat jajaran pengagumnya yang sekarang notabene adalah anak SMP atau SMA, saya simpulkan demikian, karena ketika radit datang ke bandung untuk meet and greet film Marmut Merah Jambu, barisan terdepan antri dipintu bioskop adalah mereka yang masih SMP atau SMA, yang mungkin emosionalnya masih tidak stabil, seperti saya enam tahun yang lalu, ketika pertama kali mengenal sosok raditya dika, dan sekarang saya sudah akan lulus DIII.

Jika ada seseorang yang menjadikan saya inspirasinya untuk menulis, maka saya yang menginspirasi ini juga terinspirasi untuk semangat menulis oleh seseorang. Dan salah satunya adalah oleh Raditya Dika. Lucu ya bagaimana rantai ini berlangsung, energi positif yang memang harus terus mengalir. Alasan saya suka radit itu simpel, karena tulisannya yang menghibur, saya merasa bahagia, bisa tertawa rileks, dan melupakan sedikit tentang rutinitas yang begitu penat.

Mungkin kamu tahu sebuah fakta psikologis tentang seseorang yang tertwa sangat lebar pada suatu hal itu biasanya memiliki luka atau kesedihan yang sengaja ingin dia sembunyikan, awalnya saya tak melihat itu dari raditya dika, namun setelah menonton tayangan sebelas dua belas eps 126, saya menyadari ada luka yang teramat dalam yang pernah dialami raditya dika, mungkin luka itu yang menjadi kegelisahannya sehingga jadilah video Kepada Orang Yang Baru Patah Hati, yang sangat menyentuh itu. Ditampilkan sisi raditya dika yang tak selalu ceria, tak selalu tertawa renyah seperti di tiap moment dia menjadi juri pada acara SUCI, rasanya agak memanusiawikan sosok dia yang humoris.

Kemudian berkaca juga pada diri sendiri, bahwa setiap yang ditampilkan oleh seseorang, dalam tawanya, dalam riangnya, dalam setiap celotehan yang menghibur orang lain, bisa jadi ada luka yang tersimpan, bisa jadi ada masalah yang disembunyikan, bisa jadi dibalik layar hatinya tak sebahagia yang nampak. Pun demikian dengan radit, dan dengan saya.

Saat ini melihat tayangan di channel youtube radityadika yang berjudul “Kenapa Sayang Sama Aku”, terlihat lagi radityadika yang berbeda. Besok akan ada meet and greet buku Koala Kumal di Gramedia Merdeka Bandung, Saat meet and greet MMJ Movie kami belum berjodoh, besok apa mungkin? Mengingat apa yang hari senin akan saya jalani, sidang proposal.

Seaya jadi teringat apa yang pernah di posting seseorang di akun tumblr nya, begini kutipannya "Cinta diukur pada saat terjadi dua kepentingan. Ketika itu, kepentingan apa dan atau siapa yang dipilih, itulah objek yang lebih dicintai."


Ini adalah perdebatan hati yang begitu rumit, sungguh mengagumi tak pernah se-menyiksa ini...

1 comment:

  1. Kereeen
    Sesama fans berat kita haha, tapi aku gak kebagian pre ordernya :(

    ReplyDelete