Tuesday 28 May 2013

(Tiga) Sepekan

Assalamualaikum~
Alhamdulillah bisa menulis untuk blog yang tidak terurus ini, jadi selama ini ngapain aja ya? Merasa tidak konsisten membuat saya agak sedikit malu pada diri sendiri, karena membuat posting rutin, minimal dua minggu sekali di blog saya jadikan resolusi tahun 2013. Dan yeah, resolusi tidak berjalan lancar. Oke tanpa banyak inrto, kita mulai saja dengan apa yang telah saya alami satu bulan kebelakang.
Pertama, pada tanggal 3 Mei biomol mengadakan Foto. Biomol adalah kelompok di PPS Jurusan, ituloh yang pernah saya sebutkan di postingan ini
Setelah sekian lama mengagendakan untuk mengadakan foto bersama, akhirnya bisa juga, lengkap, walaupun teteh mentornya tidak ada semua. Rasanya tidak berlebihankan mengadakan foto sesion untuk biomol, karena mereka adalah saudara seperjuangan saat pps, jadi layaklah mendapat apresiasi khusus. Next time insyaalloh akan saya buat sebuah postingan khusus tentang biomol atau mungkin sepaket posting mengenai hal serupa, hihi..
Dari kanan bawah: saya, rizka, teh evvy, teh ag, reha, rere. Dari kanan atas: gina, hilman, intan, ica, dudung, ineu :)  

    
Kedua, pada tanggal 17 Mei buku PO Rantau 1 Muara akhirnya saya terima juga. Mau tau perasaan saya? BAHAGIA SEKALI, rasanya jadi ingin nge’teweet’ “bahagia itu sederhana, buku yang ditunggu-tunggu ada di tangan juga” yak, ini adalah buku yang sudah saya tunggu sejak lama, di postingan sebelumnya juga saya pernah bahas tentang PO Rantau 1 Muara. Kemarin (tanggal 27 mei 2013) saya telah menyelesaikan membaca buku ini. Rantau 1 Muara benar-benar menyajikan sesuatu yang lebih matang, maksudnya kehidupan alif yang benar-benar menginjak tujuan hidup, di dalam Kata Pengantar dari penulisnya saja ada kalimat seperti ini: “Bagi anda yang sedang heboh mencari kerja, yang sedang berharap-harap cemas mencari jodoh dan yang sedang berjuang mencari makna hidup. Mungkin novel ini bisa menjadi penggelora pencarian-pencarian besar itu”.
Awalnya ada sedikit masalah dengan pengiriman buku ini, tapi rasanya tidak enak untuk menceritakannya, oke kita skip saja ya bagian yang tidak enak itu. Karena toh akhirnya bahagia, alias happy ending. Selalu ada buah yang manis dari Kesabaran.
Maan shabara Zhafira, siapa yang bersabar akan beruntung. Banyak pelajaran yang saya petik dari novel ini, terutama makna kata "Rantau" dan "Muara" yang sebenarnya. Ada juga dialog yang membuat saya betapa memahami esensi hidup kita sebenarnya, dialog antara alif dan ustadz fariz sedikit banyak membuat saya paham bahwa rantau yang dimaksud, mungkin adalah bahwa kita hidup di dunia ini adalah perantau, bukan hanya perantauan dalam makna sempit, tapi lebih luas, merantau di dunia ini, tuk kembali bermuara pada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
pengiriman sampai :)
bonus voucher, dan notebook.
buku ini sudah ditandatangani sesorang yang telah berkeliling benua eropa :)
suatu halaman dalam notebook, tuh buat ikhwan harap notice nya di pahami :D
Ketiga, hari sabtu kemarin tanggal 25 Mei 2013, saya baru saja mengikuti Pengukuhan Calon Anggota Pramuka Haris Darma dan Haris baya di Kampus saya. Jujur, saya hanya mengenal Pramuka di bangu Sekolah Dasar, kalau kata kakak tingkat di pramuka saat ini bolehlah dibilang saya ini “Pramuka Niat”. Entah apa yang mendasari saya untuk mengikuti organisasi yang satu ini di kampus.
Tapi untuk lebih menilik ke belakang alasan utama saya mungkin karena tindaklanjut dari kegiatan Perjumsami (perkemahan jumat sabtu minggu) yang pernah saya ikuti dulu. Jadi saat itu saya atas dasar keinginan sendiri, mengikuti kegiatan Perjumsami (sebagai wakil dari jurusan), di Bumi Perkemahan Kiara Payung, sumedang. Karena tidak memiliki baju pramuka, jadilah saya beli dulu baju pramukanya (kurang niat apa lagi coba? Sampai-sampai membeli bajunya dulu). Saat kegiatan perkemahan itu ada satu macam kegiatan yang membuat saya jatuh hati, yaitu kegiatan Penyuluhan (ya karina kami adalah Pramuka Saka Bhakti Husada, Pramuka yang dinaungi Kementrian Kesehatan), dimana kita sebagai peserta memberi penyuluhan tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan kesehatan, saat itu saya bersama teman se-jurusan (Gilang Cahya Nugraha) memberikan penyuluhan mengenai Diare. Entah bagaimana chemistry itu terjalin, antara saya dan warga yang saya beri penyuluhan, setelah selesai kegiatan, saya merasa senang. Inilah mungkin yang disebut pengaplikasian atas ilmu yang kita miliki, saya benar-benar merasa bermanfaat, bisa membantu warga menambah ilmu, dan yang paling penting, saya merasa didengar dan diperhatikan. Saat kegiatan itu, warga (atau masyarakat, walaupun yang berkumpul sekitar  12 orang ibu-ibu) aktif bertanya, apapun yang mereka ingin ketahui dari kami dengan senang hati menjawab apa yang kami tahu, saya pikir inilah yang disebut pengabdian. Hehe
Setelah kegiatan itu usai, kemudian ada pemberitahuan pada tiap jurusan apabila ada yang ingin mengikuti organisasi pramuka, awalnya saya merasa tidak ingin, tapi setelah ingat kegiatan penyuluhan perjumsami itu, kemudian hati saya terpanggil lagi, saya rasa pramuka di perkuliahan itu beda, lebih ke pengabdian terhadap masyarakat. Dan saya memutuskan untuk mengikuti organisasi pramuka (karena sayang juga kalau baju yang saya beli jadi tidak terpakai, kan lebih bermanfaat kalau bisa dipakai lagi, jadi alasan utama bukanlah masalah baju, tapi masalah panggilan jiwa dan atas dasar KEBERMANFAATAN SEGALA HAL)!
Dan saya rasa di organisasi Pramuka inilah saya bisa mengaplikasikan apa yang saya rasa benar, Kami Jadi Pandumu~
Kenapa saya kok jadi so dengan hal-hal yang bermanfaat dan segala macamnya, karena sekali lagi, saya dapat ilmu dari setiap apapun yang saya dengar, setiap berdiskusi dengan teman, dan dari setiap buku yang saya baca, terutama buku terakhir yang saya baca (Rantau 1 Muara), bahwa HIDUP ADALAH PENGABDIAN. DAN KEBERMANFAATAN. Dan ada pula dalam sebuah Hadist “Dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Saya mengenal hadist ini dari buku yang saya baca di rumah ibu (nenek) dan petuah dari Paman saya, sebelum saya kuliah dan menjadi anak kossan. Kemudian, dulu sebelum melakukan wawancara Hima, saya melakukan perenungan tentang visi, misi, dan motto hidup saya. Saya bertanya pada diri saya sendiri, kemudian menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain saya masukkan dalam motto hidup saya, ya Menjadi Sebermanfaatnya makhluk Allah SWT, aamiin
Bendera yang tertiup angin, di perkemahan, kiara payung.
Pagi hari saat pengukuhan, kami berjanji, semoga amanah ya :)