Assalamualaikum~
Alhamdulillah bisa menulis untuk blog yang tidak terurus
ini, jadi selama ini ngapain aja ya? Merasa tidak konsisten membuat saya agak
sedikit malu pada diri sendiri, karena membuat posting rutin, minimal dua
minggu sekali di blog saya jadikan resolusi tahun 2013. Dan yeah, resolusi
tidak berjalan lancar. Oke tanpa banyak inrto, kita mulai saja dengan apa yang
telah saya alami satu bulan kebelakang.
Pertama, pada tanggal 3 Mei biomol mengadakan Foto. Biomol
adalah kelompok di PPS Jurusan, ituloh yang pernah saya sebutkan di postingan
ini
Setelah sekian lama mengagendakan untuk mengadakan foto
bersama, akhirnya bisa juga, lengkap, walaupun teteh mentornya tidak ada semua.
Rasanya tidak berlebihankan mengadakan foto sesion untuk biomol, karena mereka
adalah saudara seperjuangan saat pps, jadi layaklah mendapat apresiasi khusus. Next
time insyaalloh akan saya buat sebuah postingan khusus tentang biomol atau mungkin
sepaket posting mengenai hal serupa, hihi..
|
Dari kanan bawah: saya, rizka, teh evvy, teh ag, reha, rere. Dari kanan atas: gina, hilman, intan, ica, dudung, ineu :) | | | | |
|
|
Kedua, pada tanggal 17 Mei buku PO Rantau 1 Muara akhirnya
saya terima juga. Mau tau perasaan saya? BAHAGIA SEKALI, rasanya jadi ingin
nge’teweet’ “bahagia itu sederhana, buku yang ditunggu-tunggu ada di tangan
juga” yak, ini adalah buku yang sudah saya tunggu sejak lama, di postingan
sebelumnya juga saya pernah bahas tentang PO Rantau 1 Muara. Kemarin (tanggal 27 mei 2013) saya telah menyelesaikan membaca buku ini. Rantau 1 Muara benar-benar
menyajikan sesuatu yang lebih matang, maksudnya kehidupan alif yang benar-benar
menginjak tujuan hidup, di dalam Kata Pengantar dari penulisnya saja ada
kalimat seperti ini: “Bagi anda yang sedang heboh mencari kerja, yang sedang
berharap-harap cemas mencari jodoh dan yang sedang berjuang mencari makna
hidup. Mungkin novel ini bisa menjadi penggelora pencarian-pencarian besar
itu”.
Awalnya ada sedikit masalah dengan pengiriman buku ini, tapi
rasanya tidak enak untuk menceritakannya, oke kita skip saja ya bagian yang
tidak enak itu. Karena toh akhirnya bahagia, alias happy ending. Selalu ada
buah yang manis dari Kesabaran.
Maan shabara Zhafira, siapa yang bersabar akan beruntung.
Banyak pelajaran yang saya petik dari novel ini, terutama makna kata "Rantau" dan
"Muara" yang sebenarnya. Ada juga dialog yang membuat saya betapa memahami esensi
hidup kita sebenarnya, dialog antara alif dan ustadz fariz sedikit banyak
membuat saya paham bahwa rantau yang dimaksud, mungkin adalah bahwa kita hidup
di dunia ini adalah perantau, bukan hanya perantauan dalam makna sempit, tapi
lebih luas, merantau di dunia ini, tuk kembali bermuara pada Sang Maha Pencipta,
Allah SWT.
|
pengiriman sampai :) |
|
bonus voucher, dan notebook. |
|
buku ini sudah ditandatangani sesorang yang telah berkeliling benua eropa :) |
|
suatu halaman dalam notebook, tuh buat ikhwan harap notice nya di pahami :D |
Ketiga, hari sabtu kemarin tanggal 25 Mei 2013, saya baru
saja mengikuti Pengukuhan Calon Anggota Pramuka Haris Darma dan Haris baya di
Kampus saya. Jujur, saya hanya mengenal Pramuka di bangu Sekolah Dasar, kalau
kata kakak tingkat di pramuka saat ini bolehlah dibilang saya ini “Pramuka Niat”. Entah apa yang
mendasari saya untuk mengikuti organisasi yang satu ini di kampus.
Tapi untuk lebih menilik ke belakang alasan utama saya
mungkin karena tindaklanjut dari kegiatan Perjumsami (perkemahan jumat sabtu
minggu) yang pernah saya ikuti dulu. Jadi saat itu saya atas dasar keinginan
sendiri, mengikuti kegiatan Perjumsami (sebagai wakil dari jurusan), di Bumi
Perkemahan Kiara Payung, sumedang. Karena tidak memiliki baju pramuka, jadilah
saya beli dulu baju pramukanya (kurang niat apa lagi coba? Sampai-sampai
membeli bajunya dulu). Saat kegiatan perkemahan itu ada satu macam kegiatan
yang membuat saya jatuh hati, yaitu kegiatan Penyuluhan (ya karina kami adalah Pramuka Saka Bhakti Husada, Pramuka yang dinaungi Kementrian Kesehatan), dimana kita sebagai
peserta memberi penyuluhan tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan
kesehatan, saat itu saya bersama teman se-jurusan (
Gilang Cahya Nugraha)
memberikan penyuluhan mengenai Diare. Entah bagaimana chemistry itu terjalin,
antara saya dan warga yang saya beri penyuluhan, setelah selesai kegiatan, saya
merasa senang. Inilah mungkin yang disebut pengaplikasian atas ilmu yang kita
miliki, saya benar-benar merasa bermanfaat, bisa membantu warga menambah ilmu,
dan yang paling penting, saya merasa didengar dan diperhatikan. Saat kegiatan
itu, warga (atau masyarakat, walaupun yang berkumpul sekitar
12 orang ibu-ibu) aktif bertanya, apapun yang mereka
ingin ketahui dari kami dengan senang hati menjawab apa yang kami tahu, saya
pikir inilah yang disebut pengabdian. Hehe
Setelah kegiatan itu usai, kemudian ada pemberitahuan pada
tiap jurusan apabila ada yang ingin mengikuti organisasi pramuka, awalnya saya
merasa tidak ingin, tapi setelah ingat kegiatan penyuluhan perjumsami itu,
kemudian hati saya terpanggil lagi, saya rasa pramuka di perkuliahan itu beda,
lebih ke pengabdian terhadap masyarakat. Dan saya memutuskan untuk mengikuti
organisasi pramuka (karena sayang juga kalau baju yang saya beli jadi tidak
terpakai, kan lebih bermanfaat kalau bisa dipakai lagi, jadi alasan utama
bukanlah masalah baju, tapi masalah panggilan jiwa dan atas dasar
KEBERMANFAATAN SEGALA HAL)!
Dan saya rasa di organisasi Pramuka inilah saya bisa
mengaplikasikan apa yang saya rasa benar, Kami Jadi Pandumu~
Kenapa saya kok jadi so dengan hal-hal yang bermanfaat dan
segala macamnya, karena sekali lagi, saya dapat ilmu dari setiap apapun yang
saya dengar, setiap berdiskusi dengan teman, dan dari setiap buku yang saya
baca, terutama buku terakhir yang saya baca (Rantau 1 Muara), bahwa HIDUP
ADALAH PENGABDIAN. DAN KEBERMANFAATAN. Dan ada pula dalam sebuah Hadist “Dan sebaik-baiknya
manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Saya mengenal
hadist ini dari buku yang saya baca di rumah ibu (nenek) dan petuah dari Paman
saya, sebelum saya kuliah dan menjadi anak kossan. Kemudian, dulu sebelum
melakukan wawancara Hima, saya melakukan perenungan tentang visi, misi, dan
motto hidup saya. Saya bertanya pada diri saya sendiri, kemudian menjadi orang
yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain saya masukkan dalam motto hidup
saya, ya Menjadi Sebermanfaatnya makhluk Allah SWT, aamiin
|
Bendera yang tertiup angin, di perkemahan, kiara payung. |
|
Pagi hari saat pengukuhan, kami berjanji, semoga amanah ya :) |