1. "ada yang bilang bahwa cinta tak harus memiliki"
:menurutku itu agak sedikit benar, karena sebagai orang yang mengalami unrequited love, untuk hanya sekedar melihat dia aja hati kita udah deg-degan, seneng, dan ujung-ujungnya salting, tapi tetep aja dia cuek bebek dan akhirnya kita tetap gak bisa membuat perhatiannya berpaling pada kita. Tapi sebenarnya, jauh di dalam lubuk hati, kita pasti ingin memilikinya, ingin menjadi pacarnya, ingin selalu menjadi objek yang diperhatikannya, ingin mendapatkan status berpacaran dengannya, dan itulah yang mengkukuhkan/mempatenkan perjuangan cinta kita padanya.
Terkadang pikiran bahwa cinta tak harus memiliki itu salah, toh orang yang kita cintai hampir kebanyakan sudah kita miliki atau sudah ada di sekitar kita dan dekat dengan kita, contoh: ibu, ayah, keluarga tercinta dan sahabat. cinta tak harus memiliki ibaratkan seorang yang grade nya 'cerdas' ingin menjadi ranking satu di kelas yang orang-orangnya memiliki grade 'jenius'.
kita berpikir gak mungkin bisa, padahal pasti bisa asalkan berusaha. hanya saja semangat kita sudah terlanjur dipatahkan oleh peribahasa yang mengatakan "cinta tak harus memiliki" padahal semua ini masih dipertanyakan(yaitu ketididak bisaan kita memilikinya), apakah tak bisa memiliki karena cinta kita kurang besar, atau tak bisa memiliki karena tak ada niat menjadi pacarnya, atau tak bisa memiliki karena sebenarnya kita belum mencoba menyatakan cinta padanya sekalipun?(dan menjadi takdir kita untuk tak bisa memiliknya)
sepertinya untuku adalah alasan no 3. Lalu apa yang harus dilakukan si unrequited love dalam situasi seperti ini?(tanya hati adalah jawaban yang pas)
Dan semoga saja dengan kita tak bisa memilikinya merupakan hal terbaik yang Alloh takdirkan untuk kita:) *maksudku si unrequited love tentunya.
2. "Ada yang bilang dengan melihat orang yang kita Cintai bahagia dengan orang lain maka kita juga akan bahagia"
: menurutku ini SALAH BESAR sekali lagi biar jelas SALAH BESAR, memang di hadapannya kita akan bersikap tegar dan berjiwa besar untuk mengatakan 'selamat ya' tapi sebenarnya untuk mengatakan itu hati kita remuk, hancur dan rasanya sakit, dan sesak. Seketika itu kayaknya pengen nangis, tapi kita tetap tegar di hadapannya, dan situasi inilah yang menjadikan kita orang Munafik, berpura-pura baik padahal kenyataannya SANGAT TIDAK BAIK.
Katakanlah kalau kita ikhlas menerimanya, karena sebenarnya semua ini salah kita yang belum melakukannya dengan kesungguhan, tapi sebenarnya rasa benci pada pasangan dia pasti ada, walaupun setitik dan tersembunyi di lubuk hati yang paling ujung. Maka untuk menetralisir semua ini adalah mencoba melupakannya(try to forget him) meski tak akan mudah, mulai dari mencoba menghapus no hp nya(walau tak pernah jadi), menghindari bertemu dengannya, dan mencari kesibukan dengan orang lain.
Hingga akhirnya kita menjadi orang aneh saat tak sengaja bertemu dengannya, tidak menanggapi senyumannya, tidak menanggapi pembicaraannya, tapi sejujurnya kita senang berada dekat dengannya, meski untuk sejenak melupakan bahwa dia sudah menjadi milik orang lain.
Mungkin dia tak akan pernah sadar bahwa satu sms darinya akan membuat perjuangan kita melupakannya hancur dengan seketika, dia tak pernah sadar bahwa dua kata darinya, 'apa kabar' membuat kita ingin membuka kesempatan kedua untuk dekat lagi dengannya meski sudah tau bahwa dia sudah memiliki pacar, dia tak akan pernah sadar bahwa setiap kita tau tentang kebahagiannya dengan pacarnya membuat hati kita sakit dan terluka karena sejujurnya perasaan kita padanya sukar untuk di musnahkan.(mungkin untuk ini perlu waktu yang panjang).
Dan sebagai orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan kita hanya berdo'a semoga pada akhirnya dia sadar bahwa kita ada di dekatnya, dan kita mencintainya dari kejauhan dan dalam kebisuan.
AND IN THE END I JUST CAN SAY PROUDLY TO EVERYONE WHO HAS UNREQUITED LOVE, BECAUSE YOU CAN BE BRAVE TO FACE ALL THESE FACTS
0 komentar:
Post a Comment